RUNTUHNYA DEMOKRASI KOMUNIS UNI SOVYET Oleh: Sato Sakaki
Bagaimana sebenarnya sistem "demokrasi terpimpin"
yang didambakan oleh sejumlah orang di milis ini? Yang dilaksanakan di negara-negara komunis dan negara pembebeknya?
Mari kita lihat sistem di negara Uni Sovyet almarhum.
Sebelum tahun 1989 badan legislatif tertinggi Uni Sovyet
disebut Sovyet Tertinggi. Sovyet artinya majelis, jadi Sovyet Tertinggi berarti Majelis Tertinggi. Untuk melaksanakan
tugas pada saat Sovyet Tertinggi tidak bersidang dipilih satu presidium yang terdiri dari seorang ketua, seorang wakil
ketua satu dan 15 wakil ketua dari 15 republik Sovyet, ditambah sejumlah anggota dan seorang sekretaris. Ketua Presidium
inilah yang sering disebut sebagai presiden Uni Sovyet. Untuk menjalankan tugas eksekutif, Sovyet Tertinggi mengangkat
sebuah Dewan Menteri atau kabinet yang beranggota sekitar 80 orang, yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri.
Walaupun
resminya Sovyet Tertinggi merupakan pemegang
wewenang tertinggi di Uni Sovyet, namun dalam praktek, yang lebih
berkuasa adalah Polit Biro dan Komite Sentral Partai Komunis. Komite Sentral bersidang sebelum sidang Sovyet Tertinggi,
dan disinilah diolah segala perundang-undangan serta calon-calon yang akan menempati kedudukan-kedudukan penting. Pada
saat Sovyet Tertinggi bersidang para anggotanya hanya tinggal menyetujui saja dengan suara bulat rancangan yang
sudah disiapkan komite sentral partai itu. Jadi walaupun resminya keputusan diambil Sovyet Tertinggi namun badan
itu sebenarnya hanya tukang stempel. Begitupun dalam hal pemilihan pejabat-pejabat penting.
Untuk mengendalikan
kebijaksanaan negara, Komite Sentral Partai Komunis mengangkat sebuah Polit Biro yang beranggota antara 10 dan 12 orang
ditambah sejumlah anggota kandidat, yang umumnya memegang posisi-posisi penting seperti kepala dinas rahasia
KGB dan menteri pertahanan. Polit Biro yang dipimpin sekretaris jenderal partai melakukan pertemuan sekali seminggu,
dan apa yang dibicarakan jarang diketahui umum.
Pada tahun 1989, dalam semangat glasnost dan perestroika, sistem
ketatanegaraan Sovyet mengalami perombakan. Pemilihan umum dengan multi-calon diselenggarakan untuk memilih Kongres
Wakil-Wakil Rakyat yang beranggota 2250 orang. Sepertiga dipilih oleh Partai Komunis dan berbagai organisasi kemasyarakatan
lain, sepertiga lainnya dipilih langsung oleh rakyat melalui sistem distrik. Dan sepertiga lagi dipilih oleh berbagai
republik yang tergabung dalam Uni Sovyet. Hasilnya mengejutkan. Calon-calon non-komunis terpilih dimana-mana.
Kongres Wakil-Wakil Rakyat bersidang memilih anggota Sovyet Tertinggi yang terdiri dari dua dewan. Di Sovyet
Tertinggi yang baru keputusan tidak lagi diambil dengan suara bulat melainkan dengan pemungutan suara.
Sovyet
Tertinggi yang baru kemudian memilih Sekretaris Jenderal Partai Komunis Mikhail Gorbachov menjadi ketua presidium menggantikan
Andrei Gromyko. Dan sejak itu ia disebut Presiden Gorbachov. Tahun 1990, Gorbachov mengusulkan agar jabatan ketua presidium
diubah menjadi presiden eksekutif dengan diberi kekuasaan lebih besar. Semula Sovyet Tertinggi menolak, tetapi Gorbachov
meminta Kongres Wakil Rakyat bersidang, dan usulnyapun terlaksana. Dan iapun mengangkat sejumlah pembantu yang tergabung
dalam Dewan Kepresidenan.
Sementara itu Gorbachov yang semakin dibenci di kalangan komunis garis keras mempreteli
kekuasaan polit biro. Pejabat yang memegang posisi penting seperti menteri luar negeri, kepala KGB, menteri pertahanan,
tidak boleh lagi menjadi anggota polit biro. Dengan demikian polit biro tidak dapat lagi mengatur kebijaksanaan pemerintah.
Inilah salahsatu pendorong kudeta komunis garis-keras
terhadap Gorbachov bulan Agustus 1991. Namun dengan gagalnya
kudeta itu, Presiden Gorbachov melepaskan diri dari partai komunis, dan seiring dengan itu kegiatan partai dilarang
di kantor-kantor dan tempat-tempat kerja, serta di lingkungan angkatan bersenjata.
Dan kelanjutannya sama kita
ketahui, negara raksasa super-power Uni Sovyet itu akhirnya ambruk. Berbagai republik bagian yang sudah lama tidak percaya
lagi pada sistem komunis karena tidak mampu memberi kemakmuran pada rakyat satu persatu menyatakan melepaskan diri.
Dan tanggal 26 Desember 1991 sehari setelah Gorbachov mengundurkan diri, negara adi-daya Uni Sovyet dengan resmi bubar.
Bendera merah dengan tanda PALU ARIT yang berkibar di Kremlin diturunkan dan diganti dengan bendera tiga warna: putih,
biru dan merah Rusia. Dengan demikian berakhirlah dominasi Partai Komunis di segala bidang kehidupan nasional. Uni
Sovyet pecah menjadi 15 negara: Federasi Rusia, Kazakstan, Ukraina, Moldova, Belarus, Lithuania, Latvia, Estonia, Armenia,
Georgia, Azerbaijan, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Kirgistan.
Brougth to 'Zamanku' by:
Sato Sakaki
Mon, 14 Nov 2005 17:09:34 -0800 (PST)
|